Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin dalam Perspektif Ki Hajar Dewantara
.png)
Sebagai Calon Guru Penggerak, kita telah melalui perjalanan panjang dalam mengembangkan kompetensi kepemimpinan pembelajaran. Modul demi modul, kita diajak untuk menggali lebih dalam tentang peran guru sebagai fasilitator perubahan. Modul 3.1, dengan fokus pada pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, menjadi puncak dari pemahaman kita tentang kepemimpinan yang berpusat pada murid. Modul ini tidak berdiri sendiri, melainkan terjalin erat dengan konsep-konsep yang telah kita pelajari sebelumnya.
Filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD), khususnya konsep Pratap Triloka, memberikan landasan kokoh bagi seorang pendidik dalam mengambil keputusan. Prinsip ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani menjadi kompas moral dalam setiap pilihan yang kita buat. Nilai-nilai pribadi, seperti kejujuran dan empati, turut mewarnai keputusan-keputusan tersebut. Dalam perjalanan pembelajaran menuju modul 3.1 saya mulai memahami bahwa filosofi KHD mampu menjadi tuntunan hidup bukan hanya untuk guru, tetapi untuk setiap individu yang memiliki tanggung jawab moral sebagai pemimpin masyarakat, pemimpin keluarga, serta pemimpin untuk dirinya sendiri.
BACA JUGA: Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Berbasis Buku Cerita Berbantuan AI
Dalam konteks dilema etika, kemampuan mengelola emosi dan refleksi diri menjadi kunci. Studi kasus membantu kita menguji nilai-nilai yang kita anut. Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung tumbuh kembang murid. Kita diingatkan bahwa sebelum mempelajari modul 3.1 kita sudah menuntaskan pembelajaran tentang keterampilan sosial emosional (KSE), sehingga sebelum kita bisa mengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan, maka pastikan kita sudah mampu mengendalikan diri dan emosi kita.
Namun, dalam era yang dinamis, tantangan seperti perubahan paradigma dan perkembangan teknologi turut mewarnai kompleksitas pengambilan keputusan. Pembelajaran modul ini telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pengambilan keputusan yang etis dan bijaksana. Konsep-konsep seperti dilema etika dan empat paradigma pengambilan keputusan menjadi alat yang berguna dalam menghadapi berbagai situasi.
Sebelumnya, pengambilan keputusan saya seringkali lebih intuitif. Namun, setelah mengikuti modul ini, saya menjadi lebih sistematis dan reflektif. Modul ini tidak hanya relevan bagi saya sebagai seorang individu, tetapi juga sebagai pemimpin pembelajaran yang bertanggung jawab atas masa depan murid-murid. Modul 3.1 telah memberikan saya pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. Saya menyadari bahwa setiap keputusan yang saya ambil memiliki dampak yang luas, tidak hanya pada diri saya sendiri, tetapi juga pada orang lain. Melalui modul ini, saya juga belajar untuk lebih berani mengambil risiko dan keluar dari zona nyaman demi kebaikan bersama.
Modul 3.1 telah memperkaya perjalanan kita sebagai Calon Guru Penggerak. Dengan mengimplementasikan konsep-konsep yang telah kita pelajari, kita dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang inspiratif dan mampu menciptakan perubahan positif di sekolah. Mari terus belajar, berinovasi, dan berbagi pengalaman untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi semua murid.
terimakasih Bu Ayu sudah berbagi dan menambah wawasan buat saya sebagai seorang pendidik untuk melakukan tindakan pengambilan keputusan yang tepat dan bijak, dimana Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung tumbuh kembang murid. GBU
BalasHapusterimakasih banyak Bu Agnes
BalasHapusPemahaman yg luar biasa Bu Ayu.. Ringkasan materi lengkap dan menginspirasi.. Tetap semangat berbagi 👍
BalasHapusPemahaman yang sangat baik dari Bu Ayu, menginspirasi saya untuk menjadi guru yang dapat mengambil keputusan dengan tepat agar menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung tumbuh kembang murid, terima kasih.
BalasHapusTerima kasih Pak Kusuma
Hapus